Rabu, 04 Desember 2013


      

1.                      MUSIK   JEPANG                                                  

a)           PERKEMBANGAN  MUSIK  JEPANG

b)           TANGGA  NADA  MUSIK  JEPANG

c)            ALAT  MUSIK  JEPANG

 

2.              MUSIK   ARAB

A)              PERKEMBANGAN  MUSIK   arab

B)           TANGGA  NADA  MUSIK  arab    

C)            ALAT  MUSIK  ARAB

                       

3.            MUSIK  INDIA

A)            PERKEMBANGAN  MUSIK  INDIA

B)             TANGGA  NADA  MUSIK  INDIA

C)             ALAT  MUSIK  INDIA

KARYA   :   DANDY    B. P                                                                          

                                              

                      Musik  Jepang                       

                                                                                           

1. Perkembangan Musik Jepang

Musik Jepang pada zaman dahulu sangat terpengaruh perkembangan musik dari daratan Cina dan Semenanjung Korea, tetapi lama kelamaan mempunyai sifat dancirri tersendiri. Ragam musiknya banyak digunakan di kuil-kuil, untuk memuja dewa, di istana, dan untuk hiburan sosial.
Orkesgagaku (musik Jepang masa lampau) telah ada sejak abad ke-8. orkes gagaku terdiri dari 17 musisi yang bermain instrument tiup kayu, petik, dan perkusi.Instrument tiup meliputi flute(ryuteki), oboe(hichiriki), dan harmonica mulut (sho).Instrument petik terdiri dari kecapi bengkok(shoko) dan drum besar(taiko).
Sekitar abad ke-15 musik instrument tunggal, shamisen dan koto menjadi popular khususnya untuk memberikan iringan lagu dan drama musik. Perkembangan musik drama mencapai keemasannya pada abad ke-17, dengan format kabuki dari musik teater tradisional jepang.
Adanta restorasi Meiji pada pertengahan abad ke-18 membuat pengaruh Barat mulaimasuk dalam perkembangan musik Jepang. Banyak format musik tradisonal Jepangdikembangkan berdasarkan format musik barat, sehingga Jepang telah memasukiperkembangan musik modern
Perkembangan pada akhir 19. Dan awal abad ke-20 membuka telinga dari Japanese people ke genre baru seperti enka, di Jepang versi Amerika sensasionil negara ballads, pop atau kayokyoku Barat. Kayokyoku nanti berkembang ke J-pop Jepang atau pop - sebuah gaya yang lebih pasti dengan pengaruh Barat. Rock and roll dengan sweeping seluruh dunia pada tahun 1960-an dan 1970-an, J-rock atau rock Jepang yang menyerang scene musik Jepang juga. Namun lebih penting adalah bagaimana musik Barat klasik dan jazz di Jepang telah flourished ke titik di mana negara telah memproduksi beberapa musisi terkenal seperti Sadao Watanabe untuk jazz, Toru Takemitsu komposer dan konduktor Seiji Ozawa. Jepang juga diidentifikasi sebagai salah satu pasar yang paling penting untuk jenis musik.

2. Tangga Nada Musik Jepang
Tangga nada di Jepang sangat mirip dengan tangga nada di Jawa. Tangga nada Jepang adalah tangga nada pentatonik. Pentatonik berasal dari gabungan kata penta ( lima ) dan tonik ( nada ), sehingga pentatonik dapat diartikan sebagai tangga nada yang terdiri dari lima nada. Dari tangga nada diatonik mayor ( c - d - e - f - g - a - b - c' ) yang jumlahnya 7 nada, dapat diperoleh tangga nada pentatonik dengan mengurangi 2 nada, dalam hal ini terdapat dua macam tangga nada pentatonik : 1. c - d - e - g - a - c' ( tanpa f dan b ) 2. c - e - f - g - b - c' ( tanpa d dan a ) Tangga nada pentatonik pada umumnya digunakan pada musik tradisional ( China, Jepang ) termasuk di Indonesia pada musik gamelan ( Jawa ). Khusus pada Gamelan Jawa, dua macam tangga nada pentatonik tersebut dinamakan titi laras slendro dan titi laras pelog.

3. Alat Musik Jepang
1. SHAMISEN
Shamisen yang bentuknya sangat indah, bahkan tidak sedikit orang yang bilang kalau bentuk dari alat musik ini terinspirasi dari indahnya lekukan tubuh wanita.  Bahkan masyarakat jepang sendiri banyak yang terkagum-kagum ketika pertama kali melihat keindahan bentuk shamisen ini.
SHAMISEN terdiri dari 3 dawai yang mempunyai ketebalan yang berbeda-beda.  Yang menghasilkan suara tertinggi adalah dawai yang tipis begitu pula sebaliknya dawai yang lebih tebal akan menghasilkan suara yang lebih tinggi.
2. TAIKO
Taiko yang memiliki arti berarti “drum yang besar”.  Pada zaman/masa feodal di Jepang, taiko biasanya dipergunakan sebagai motivator kepada seluruh pasukan dan bisa juga digunakan untuk memberikan perintah dan juga mengumukan hal-hal penting.  Dikala telah memasuki medan perang taiko yaku yang artinya penabuh drum adalah orang yang paling bertanggung jawab untuk mengatur langkah barisan.
3. KOTO
KOTO merupakan instrumen musik tradisional jepang yang sangat mirip dengan alat musik kecapi dari Indonesia.  Menurut sejarah alat musik ini masuk ke negara matahari terbit  ini sejak abad ketujuh.  Pada zaman dulu Koto merupakan salah satu musik istana.  Alat musik dimainkan secara mandiri yang artinya tidak memerlukan alat musik pengiring untuk memainkannya.  
Nah selain Koto ternyata ada lagi alat musik yang mirip dengan kecapi, namun agak sedikit berbeda karena kecapi ini mempunyai leher yang pendek.  Alat Musik ini diberi nama Biwa, biasanya digunakan pada saat mengiringi cerita-cerita narasi.
4. SHAKUHACHI
Kalau di Indonesia mengenal suling, di negara jepang juga ada tuh alat musik yang seperti seruling namanya adalah SHAKUHACHI.  Alat musik tradisional ini terbuat dari bambu (bagian dekat akar), mempunyai diameter 3,5 – 4,0 cm.   Shakuhachi ini memppunyai 5 lubang, untuk bagian depan terdapat 4 lubang dan bagian belakang terdapat 1lubang.
Alat Musik Tiup lain yang juga berasal dari jepang adalah Shinobue.  instrumen ini biasanya digunakan dalam pertunjukan teater Kabuki, Noh serta untuk mengiringi lagu-lagu daerah Jepang.
Sebenarnya masih banyak sekali alat musik daerah jepang,mungkin lain kali kali kita bahasa lagi.  Akhir kata semoga tulisan kali ini dapat bermanfaat untuk mengenal lebih dekat tentang budaya dari jepang.












                        musik  arab                          
                                                                      

1. Perkembangan Musik Arab

      Music Arab diyakini telah berkembang sejak abad 3 M, budaya musiknya merupakan perpaduan dari tradisi music dinasti Sassanid di Persia (224-641), tradisi music Byzanttium (awal abad 4- 6 M), dan nyanyian religi dari daerah Semenanjung Arab. Puncak kejayaan pada masa pemerintahan Harun Al Rasyid (766-809) di Bagdad, Irak. Beliau dikenal sebagai pelindung seni music tradisi Arab . Ahli teori music yang terkenal adalah Al Farabi dan Avicenna. Adapun ragam-ragam music Arab :
a)    Nyanyian Religi, diambil dari Al Quran, berbentuk music qasidah.
b)   Music Rakyat, music tradisi rakyat ini banyak ditemui di sepanjang daerah Arab, kaya akan    permainan drum perkusi,dan nada pentatonic.
c)    Music Arab Populer, merupakan perpaduan dari music Religi, dam music Rakyat ditambah iringan keyboard elektrik yang khas.

2. Tangga Nada Musik Arab                                                                Dari daftar para ahli teori musik yang tercantum dalam lampiran di bawah ini, secara singkat dapat dikemukakan bahwa sistem nada dari al-Maushili, Yahya ibn ‘Ali, Ikhwan al-Shafa, al-Kindi dan Safi al-Din,[1] seluruhnya didasarkan pada apa yang disebut sistem Pythagoras.[2] Berbeda dari para ahli teori musik tersebut, al-Farabi dan Ibnu Sina, disamping menggunakan nada-nada Pythagoras, ternyata memakai nada-nada lain yang tidak terdapat pada teori musik Yunani. Secara singkat, dapat dikemukakan bahwa tangganada dari al-Maushili, Yahya ibn ‘Ali dan Ikhwan al-Shafa (ketiganya adalah sama) seperti nampak pada contoh A, tangganada dari al-Kindi dan Safi al-Din adalah seperti nampak pada contoh B dan C, sedangkan tangganada dari al-Farabi dan Ibnu Sina seperti pada contoh D dan E.

[A] c d es e f g as a bes c
[B] c des d es e f ges g as a b c
[C] c des es2 d es fes e f ges as2 g as bes2 a bes ces des2 c
[D] c d (27/22) f g (18/11) bes c
[E] c d (13/12) f g (39/32) bes c

3. Alat Musik Arab

 

 

  

Gambus merupakan salah satu alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik ini memiliki fungsi sebagai pengiring tarian zapin dan nyanyian pada waktu diselenggarakan pesta pernikahan atau acara syukuran.Gambus merupakan salah satu alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik ini memiliki fungsi sebagai pengiring tarian zapin dan nyanyian pada waktu diselenggarakan pesta pernikahan atau acara syukuran. Alat musik ini identik dengan nyanyian yang bernafaskan Islam. Dalam mengiringi penyanyi, alat musik ini juga diiringi dengan alat musik lain, seperti marwas untuk memperindah irama nyanyian. Bentuknya yang unik seperti bentuk buah labu siam atau labu air (My) menjadikannya mudah dikenal. Alat musik gambus juga dianggap penting dalam nyanyian Ghazal yang berasal dari Timur Tengah pada masa kesultanan Malaka. Kedatangan pedagang-pedagang Timur Tengah pada zaman Kesultanan Melayu Melaka telah membawa budaya masyarakat mereka dan memperkenalkannya kepada masyarakat di Tanah Melayu. Ada beberapa jenis gambus yang dapat diperoleh di mana saja, terutama di kawasan tanah Melayu. Jenis-jenis tersebut, seperti gambus yang hanya mempunyai tiga senar dan ada juga gambus yang mempunyai 12 senar. Jumlah senar biasanya terpulang pada yang memainkannya. Selain dimainkan secara solo, alat musik ini dapat juga dimainkan secara berkelompok. Alat musik gambus dapat dimainkan di dalam perkumpulan musik-musik tradisional atau modern. Bila dikolaborasi antara alat-alat musik tradisional dengan modern akan menghasilkan irama yang merdu serta mempunyai keunikan tersendiri. Cara pembuatan gambus tidak jauh berbeda dengan pembuatan kompang. Perbedaan itu terletak dari segi bentuknya saja. Gambus mempunyai ujung tempat menyetel senar, sementara kompang hanya dibuat bulat, lalu ditutupi dengan kulit sebagai membrannya. Gambus dibuat dari batang pohon dari jenis yang ringan seperti angsana (pterocarpus indicus) atau nibung (oncosperma tigillaria) yang dipilih. Pohon yang sudah ditebang, kemudian dipotong menurut ukuran yang telah tentukan. Selanjutnya pohon itu dilubangi di bagian tengahnya sehingga terbentuk seperti lubang yang dalam. Bagian ini dikenal sebagai bakal. Bakal diperhalus dengan menggunakan kertas pasir (amplas), sehingga terlihat bersih dan halus. Setelah itu, bakal tersebut diolesi dengan minyak kelapa agar mengkilat. Setelah diolesi, bakal kemudian dijemur. Proses ini dilakukan berulang-ulang sehingga benar-benar kering dan mengkilat seperti yang diinginkan oleh pembuat gambus. Bagian yang berlubang ditutupi dengan kulit binatang. Kulit yang digunakan adalah kulit biawak (varannus rudicollis), ular atau kulit ikan pari. Sebelum kulit binatang dilekatkan, kulit tersebut terlebih dahulu direndam untuk beberapa hari. Tujuannya untuk melunakkan dan memudahkan ketika dipaku. Kulit yang sudah direndam dipaku pada bakal menggunakan paku laduh (My). Langkah seterusnya ialah memasang penyiput (My). Penyiput adalah tanduk yang ditancapkan di bagian pangkal-atas gambus. Pada sebuah gambus, terdapat empat buah penyiput yang berfungsi untuk menyamakan dan menegangkan senar gambus. Kemudian, senar dipasang dengan cara mengikat hujungnya pada bagian pangkal-atas dan menariknya ke bagian ujung-bawah gambus. Senar tersebut kemudian dipaku. Proses ini terus diulangi hingga semua senar terpasang. Untuk memudahkan pemain memetik senar gambus, sebuah tanduk kerbau digunakan sebagai penyendal atau lebih dikenal sebagai kuda-kuda gambus. Setelah selesai meletakkan penyendal, pemain gambus dapat memainkannya. Memainkan gambus juga memerlukan cara dan tekniknya. Pemain dapat menggunakan jari atau menggunakan pementing. Biasanya pemain lebih suka memetik gambus dengan menggunakan pementing karena mereka dapat memainkan alat musik tersebut dalam waktu yang agak lama.


 2.Genderang 

 

 

 b.Pengertian Genderang

 Genderang Arab (Persia: Da’ire); terdiri atas simpai dan kayu dengan sehelai kulit dan kepingkeping dan logam pada tepinya yang gemerincing, bilamana dimainkan. Bandingkan dengan *rebana. Dipakai dalam iringan berirama untuk nyanyian dan permainan *orkes. Di Afrika Utara kadang-kadang berbentuk persegi serta berkulit dua helai.

 3.rebana 

 

 b.Pengertin Rebana

 Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai berbentuk lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Rebana berasal dari Arab, terutama dipakai untuk Qasidah, Musik Melayu, maupun Dangdut, yang juga kita kenal dengan bama tambourine (di Arab disebut sagaat. Ukuran bervariasi, kalau dalam musik Dangdut disebut kendang dengan kulit lembu, dan suling dari bambu, namun di Arab biasanya memakai kulit domba (banyak di sana) atau kulit ikan. Ukurannya biasanya dengan diameter 20 cm dan tinggi 8 cm, diberi krincingan tembaga sebanyak 5 pasang. Karena kulit domba atau ikan sangat sensitif terhadap kelembaban udara, maka sebelum main mereka sering memanaskan di atas api lebih dahulu. Oleh sebab itu mereka sering membawa cadangan. Sejak tahun 1980, sudah ada yang modern, dibuat dari aluminium atau palstik, kemudian kulitnya diganti dengan plastik juga (tentunya hal ini untuk menjaga kestabilan terhadap kelembaban udara). Malah ada rebana yang dapat ditala seperti halnya timpani. Maestro rabana adalah: Mohamed El 'Arabi (Mesir), 'Adel Shams Eddine (Mesir), Hossam Ramzi (Mesir).

 4.Qanun(kecapi arap) 

 

 b.Pengertian Qanu

Qanum adalah alat musik dawai seperti kecapi atau zither yang berasal dari Harpa Mesir, dan dimainkan sejak Abad X, kemudian dibawa ke Eropa pada Abad XII. Arti Qanun sebenarnya adalah Hukum. Bentuk Qanun adalah seperti trapesium dengan papan suara yang datar untuk 81 dawai, di mana dibagi 3 kelompok akord. Cara memainkan adalah dengan meletakkan diatas pangkuan atau meja, dibunyikan dengan petikan jari di mana terdapat 4 plektrum dipasang pada ujung 4 jari (bukan jempol) setiap tangan, dawai ditumpu oleh penunjang (brigde) pada kulit domba atau ikan yang menutupi sebagian qanun yang segi empat (jadi suara dibuat dengan resonansi kulit domba/ikan tersebut). Pemain juga akan membuat Maqam baru dengan tangannya, termasuk untuk modulasi. Nay (Serunai Arab) Berkas:Nay.jpeg Nay Nay (bahasa Parsi berarti reed atau yang dipakai untu Clarinet), atau kalau di Sumatera disebut Serunai. Alat ini memiliki 9 sambungan, dengan 6 lubang (seperti pada suling bambu) dan 1 lubang dibawah untuk jempol (seperti pada rekorder). Berbagai panjang untuk setiap tala nada. Cara meniup seperti suling, untuk nada tinggi dengan tiupan lebih. Meskipun kelihatan sangat sederhana, namun cukup sulit, terutama kalau mau mendapat suara khusus harus berpengalaman. Maetro nay adalah: Bassam Saba (Lebanon). Rebana (Tamborin Arab) Berkas:Rebana.jpeg Rabana Rebana yang kita kenal di sini adalah berasal dari Arab, terutama dipakai untuk Qasidah, Musik Melayu, maupun Dangdut, yang juga kita kenal dengan bama tambourine (di Arab disebut sagaat. Ukuran bervariasi, kalau dalam musik Dangdut disebut kendang dengan kulit lembu, dan suling dari bambu, namun di Arab biasanya memakai kulit domba (banyak di sana) atau kulit ikan. Ukurannya biasanya dengan diameter 20 cm dan tinggi 8 cm, diberi krincingan tembaga sebanyak 5 pasang. Karena kulit domba atau ikan sangat sensitif terhadap kelembaban udara, maka sebelum main mereka sering memanaskan di atas api lebih dahulu. Oleh sebab itu mereka sering membawa cadangan. Sejak tahun 1980, sudah ada yang modern, dibuat dari aluminium atau palstik, kemudian kulitnya diganti dengan plastik juga (tentunya hal ini untuk menjaga kestabilan terhadap kelembaban udara). Malah ada rebana yang dapat ditala seperti halnya timpani. Maestro rabana adalah: Mohamed El 'Arabi (Mesir), 'Adel Shams Eddine (Mesir), Hossam Ramzi (Mesir). Buzuq (Mandolin Arab) Kata buzuq berasal dari Turki, pada masa prajurit Ottoman, yang berarti kepala terbakar. Awalnya alat musik ini dibuat dari sepotong kayu tunggal yang dipotong dan digerus, namun sekarang sudah berupa beberapa lapis kayu untuk membentukny, dan juga putaran dawai sudah dengan mekanik seperti gitar. Alat musik ini mempunyai papan jari yang panjang dan dawai logam, dimainkan dengan petikan plektrum tanduk, sekarang dari palstik. Dawai logam memberi suara yang nyaring, baiasnya dimainkan secara tunggal dan tidak dalam kelompok pemusik Arab (band), dan biasa dijumpai di Suriah, Lebanon, Palestine, dan Jordan, terutma dalam hubungan dengan Musik Gypsy.








                        musik  india                           
                                                          
1. Perkembangan Musik india                                                                         

 Musik India, perkembangan musik India dimulai kira-kira sejak abad ke-2 setelah masehi. Bangsa Arya yang bermigrasi ke India membawa pengaruh yang besar terhadap perkembangan musik di India. Musik bagi bangsa India memiliki arti tersendiri, yang pengaruhnya sangat besar terhadap magis, religius, kesusastraan, ilmu, dan seni lainnya.
Permulaan dan inspirasi bagi musik India adalah memuja para dewa dan dewi. Menurut legenda, dewa Shiwa yang menciptakan suara, irama, dan tari-tarian yang lalu Ia turunkan lewat orang bijak dan diajarkan kepada manusia. Seorang guru yang bernama Narada adalah seorang musisi spiritual dan penyanyi yang menulis buku risalah tentang musik naradasiksa. Guru bernama Barata yang menulis Natyasastra yang berisikan tentang musik, tarian dan drama.
Sebuah tradisi yang sejak dulu tidak tertulis sangat sulit untuk dilacak untuk dievaluasi. Namun sumber-sumber musik India kuno dapat ditemukan di Sarna Verda. Berisikan ikhtisar dari nyanyian-nyanyian yang dinyanyikan jaman dulu oleh pendeta brahma kepada dewa-dewi vedic.(sekitar 100 – 600 BC) Sarna Verda juga menjelaskan tentang 7 not dalam scale dan 3 macam instrumen. Yaitu Vina (instrumen musik dengan 7 senar), Veni (suling), dan dundubhi (drum).
Setelah periode vedic, memasuki periode klasik India muncul adanya teori mengenai grama (scale), murchanna (modes), dan jati (spesies). Musik secara bertahap menjadi lebih terarah dan kompleks.sebelum era Kristen musik telah berkembang sebagai musik sekuler di India.
Kehadiran agama islam juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan musik di India di mana terjadi peleburan dua budaya yang berbeda yaitu India dengan budaya Persia, Arabia, sampai Mesir. Jenis musik baru dan alat musik baru bermunculan. Di era inilah instrumen Vina berkembang menjadi Sitar. Salah satu hal yang paling menarik dari perkembangan musik di periode islam adalah penggabungan seni musik dengan seni lukis.


2. Tangga Nada Musik India
Semenjak abad ke-19 India memiliki susunan tangga nada yang tetap. Dalam satu oktaf telah ditetapkan terbagi menjadi 22 syurti ( interval ) yang tidak sama. Deretan nada pokok pada musik India ada 2, yaitu sa-grama dan me-grama. Masing-masing dari deretan nada pokok tersebut memiliki tujuh nada yang dapat dinaikkan atau diturunkan dengan berbagai cara.

3. Alat Musik                                                                                                        
erdapat empat keluarga instrumen muzik India iaitu Tantrigad(alat muzik bertali),Anandha(alat muzik perkusi,Sushir(alat muzik jenis tiupan) dan Ghan(alat muzik logam).


 Vena(Tantrigad)
·         alat melodi yang hampir sama dengan sitar
·         mempunyai 7 tali,terdiri daripada 4 tali gut dan tiga tali tarab
·         ton lebih lembut dari sitar
·         terdapat 2 sound chamber( bahagian yang diperbuat daripada labu yang telah dikeraskan)
Bansuri(Sushir) 
·         alat tiup kayu yang diperbuat daripada bambu.
·         mempunyai 6 atau 7 lubang yang ditebuk untuk menghasilkan pic yang berbeza.
 Dholak(Ananda)
·         juga dipanggil dholki
·         mempunyai dua bahagian muka yang berbezza saiz.
·         pic tinggi dihasilkan dengan memainkan bahagian kecil muka dan pic rendah dihasilkan dengan memainkan bahagian besar muka.
·         mengiringi Qawwali

Dilruba(Tantrigad) 
·         berbeza dengan sitar dan sarangi
·         mempunyai 18 tali dan fret yang diperbuat daripada logam.
·         dimainkan dengan menggunakan bow atau penggesek

Esraj(Tantrigad) 
·         gabungan sitar dan sarangi.
·         berbunyi seperti sarangi.
·         juga dimainkan dengan menggunakan bow.

Mridangam( Anandha)
·         mempunyai dua muka yang berbeza.
·         bahagian muka diperbuat daripada kulit kambing.
·         mengiringi ghatam
·         pic tinggi dihasilkan dengan memainkan bahagian kecil muka dan pic rendah dihasilkan dengan memainkan bahagian besar muka.

Pakhwaj(Anandha) 
·         juga dipanggil mardal atau mardala.
·         mempunyai dua muka yang berbeza saiz.
·         bahagian muka dihasilkan dengan menggunakan kulit kambing.
·         mengiringi Drupad

 Pungi(Sushir)
·         terkenal bagi menjinakkan ular tedung
·         diperbuat daripada labu dan dua batang tiub kayu,biasanya dari bambu.
·         mempunyai bunyi melodi dan drone.

Rabab(Tantrigad) 
Sarangi(Tantrigad) 
·         alat bertali yang digesek
·         mempunyai 3 tali gut dan 30 tali tarab
·         tiada tali chitikari
·         dianggap sebagai alat muzik daripada golongan kasta rendah.

Sarod(Tantrigad) 
·         jenis lute yang dipetik seperti gitar
·         tiada fret
·         pemetik diperbuat daripada tempurung kelapa
·         mempunyai 4 tali gut,20 tali tarab,2 tali chitikari

Shenai(Sushir) 
·         mempunyai persamaan dengan alat muzik barat Oboe.
·         menngunakan double reed.
·         berbadan kayu dan mempunyai serombong logam.
Sitar(Tantrigad)
·         jenis lute
·         berasal dari Parsi
·         mempunyai tali logam
·         7 tali gut untuk memainkan melodi dan talal(skel)
·         tali lain berfunsi untuk memainkan drone
·         terdapat 13 fret yang boleh diubah kedudukan
·         mempunyai sound chamber
·         dipetik menggunakan pemetik logam dipnaggil mizrab