1.
MUSIK
JEPANG
a)
PERKEMBANGAN MUSIK
JEPANG
b)
TANGGA NADA
MUSIK JEPANG
c)
ALAT
MUSIK JEPANG
2.
MUSIK
ARAB
A)
PERKEMBANGAN
MUSIK arab
B) TANGGA NADA
MUSIK arab
C) ALAT MUSIK ARAB
3.
MUSIK
INDIA
A)
PERKEMBANGAN MUSIK
INDIA
B)
TANGGA
NADA MUSIK INDIA
C)
ALAT
MUSIK INDIA
KARYA : DANDY
B. P
Musik Jepang
1. Perkembangan Musik Jepang
Musik Jepang
pada zaman dahulu sangat terpengaruh perkembangan musik dari daratan Cina dan
Semenanjung Korea, tetapi lama kelamaan mempunyai sifat dancirri tersendiri.
Ragam musiknya banyak digunakan di kuil-kuil, untuk memuja dewa, di istana, dan
untuk hiburan sosial.
Orkesgagaku (musik
Jepang masa lampau) telah ada sejak abad ke-8. orkes gagaku terdiri dari
17 musisi yang bermain instrument tiup kayu, petik, dan perkusi.Instrument tiup
meliputi flute(ryuteki), oboe(hichiriki), dan harmonica mulut (sho).Instrument
petik terdiri dari kecapi bengkok(shoko) dan drum besar(taiko).
Sekitar abad
ke-15 musik instrument tunggal, shamisen dan koto menjadi
popular khususnya untuk memberikan iringan lagu dan drama musik.
Perkembangan musik drama mencapai keemasannya pada abad ke-17, dengan
format kabuki dari musik teater tradisional jepang.
Adanta
restorasi Meiji pada pertengahan abad ke-18 membuat pengaruh Barat mulaimasuk
dalam perkembangan musik Jepang. Banyak format musik tradisonal
Jepangdikembangkan berdasarkan format musik barat, sehingga Jepang telah
memasukiperkembangan musik modern
Perkembangan pada akhir 19. Dan awal abad ke-20
membuka telinga dari Japanese people ke genre baru seperti enka, di Jepang
versi Amerika sensasionil negara ballads, pop atau kayokyoku Barat. Kayokyoku
nanti berkembang ke J-pop Jepang atau pop - sebuah gaya yang lebih pasti dengan
pengaruh Barat. Rock and roll dengan sweeping seluruh dunia pada tahun 1960-an
dan 1970-an, J-rock atau rock Jepang yang menyerang scene musik Jepang juga.
Namun lebih penting adalah bagaimana musik Barat klasik dan jazz di Jepang
telah flourished ke titik di mana negara telah memproduksi beberapa musisi
terkenal seperti Sadao Watanabe untuk jazz, Toru Takemitsu komposer dan
konduktor Seiji Ozawa. Jepang juga diidentifikasi sebagai salah satu pasar yang
paling penting untuk jenis musik.
2. Tangga Nada Musik Jepang
Tangga nada di Jepang sangat mirip dengan tangga nada
di Jawa. Tangga nada Jepang adalah tangga nada pentatonik. Pentatonik berasal
dari gabungan kata penta ( lima ) dan tonik ( nada ), sehingga pentatonik dapat
diartikan sebagai tangga nada yang terdiri dari lima nada. Dari tangga nada
diatonik mayor ( c - d - e - f - g - a - b - c' ) yang jumlahnya 7 nada, dapat
diperoleh tangga nada pentatonik dengan mengurangi 2 nada, dalam hal ini
terdapat dua macam tangga nada pentatonik : 1. c - d - e - g - a - c' ( tanpa f
dan b ) 2. c - e - f - g - b - c' ( tanpa d dan a ) Tangga nada pentatonik pada
umumnya digunakan pada musik tradisional ( China, Jepang ) termasuk di
Indonesia pada musik gamelan ( Jawa ). Khusus pada Gamelan Jawa, dua macam
tangga nada pentatonik tersebut dinamakan titi laras slendro dan titi laras
pelog.
3. Alat Musik Jepang
1. SHAMISEN
SHAMISEN terdiri dari
3 dawai yang mempunyai ketebalan yang berbeda-beda. Yang menghasilkan
suara tertinggi adalah dawai yang tipis begitu pula sebaliknya dawai yang lebih
tebal akan menghasilkan suara yang lebih tinggi.
2. TAIKO
3. KOTO
Nah selain Koto
ternyata ada lagi alat musik yang mirip dengan kecapi, namun agak sedikit
berbeda karena kecapi ini mempunyai leher yang pendek. Alat Musik ini
diberi nama Biwa, biasanya digunakan pada saat mengiringi cerita-cerita narasi.
4. SHAKUHACHI
Alat Musik Tiup lain
yang juga berasal dari jepang adalah Shinobue.
instrumen ini biasanya digunakan dalam pertunjukan teater Kabuki, Noh serta
untuk mengiringi lagu-lagu daerah Jepang.
Sebenarnya masih
banyak sekali alat musik
daerah jepang,mungkin lain kali kali kita bahasa lagi. Akhir kata
semoga tulisan kali ini dapat bermanfaat untuk mengenal lebih dekat tentang
budaya dari jepang.
1. Perkembangan Musik Arab
Music
Arab diyakini telah berkembang sejak abad 3 M, budaya musiknya merupakan
perpaduan dari tradisi music dinasti Sassanid di Persia (224-641), tradisi
music Byzanttium (awal
abad 4- 6 M), dan nyanyian religi dari daerah Semenanjung Arab. Puncak kejayaan
pada masa pemerintahan Harun Al Rasyid (766-809) di Bagdad, Irak. Beliau
dikenal sebagai pelindung seni music tradisi Arab . Ahli teori music yang
terkenal adalah Al Farabi dan Avicenna. Adapun ragam-ragam music Arab :
a)
Nyanyian
Religi, diambil dari Al Quran, berbentuk music qasidah.
b) Music
Rakyat, music tradisi rakyat ini banyak ditemui di sepanjang daerah Arab, kaya
akan permainan drum perkusi,dan nada
pentatonic.
c) Music
Arab Populer, merupakan perpaduan dari music Religi, dam music Rakyat ditambah
iringan keyboard elektrik yang khas.
2. Tangga Nada
Musik Arab
Dari daftar para ahli teori
musik yang tercantum dalam lampiran di bawah ini, secara singkat dapat
dikemukakan bahwa sistem nada dari al-Maushili, Yahya ibn ‘Ali, Ikhwan
al-Shafa, al-Kindi dan Safi al-Din,[1] seluruhnya didasarkan pada apa yang disebut sistem
Pythagoras.[2] Berbeda dari para ahli teori musik tersebut, al-Farabi
dan Ibnu Sina, disamping menggunakan nada-nada Pythagoras, ternyata memakai
nada-nada lain yang tidak terdapat pada teori musik Yunani. Secara singkat,
dapat dikemukakan bahwa tangganada dari al-Maushili, Yahya ibn ‘Ali dan Ikhwan
al-Shafa (ketiganya adalah sama) seperti nampak pada contoh A, tangganada dari
al-Kindi dan Safi al-Din adalah seperti nampak pada contoh B dan C, sedangkan
tangganada dari al-Farabi dan Ibnu Sina seperti pada contoh D dan E.
[A] c d es e f g as a bes c
[B] c des d es e f ges g as a b c
[C] c des es2 d es fes e f ges as2 g as bes2 a bes ces des2 c
[D] c d (27/22) f g (18/11) bes c
[E] c d (13/12) f g (39/32) bes c
[A] c d es e f g as a bes c
[B] c des d es e f ges g as a b c
[C] c des es2 d es fes e f ges as2 g as bes2 a bes ces des2 c
[D] c d (27/22) f g (18/11) bes c
[E] c d (13/12) f g (39/32) bes c
3. Alat Musik Arab
Gambus merupakan salah satu alat musik yang
dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik ini memiliki fungsi sebagai pengiring
tarian zapin dan nyanyian pada waktu diselenggarakan pesta pernikahan atau
acara syukuran.Gambus merupakan salah satu alat musik yang dimainkan dengan
cara dipetik. Alat musik ini memiliki fungsi sebagai pengiring tarian zapin dan
nyanyian pada waktu diselenggarakan pesta pernikahan atau acara syukuran. Alat
musik ini identik dengan nyanyian yang bernafaskan Islam. Dalam mengiringi
penyanyi, alat musik ini juga diiringi dengan alat musik lain, seperti marwas
untuk memperindah irama nyanyian. Bentuknya yang unik seperti bentuk buah labu
siam atau labu air (My) menjadikannya mudah dikenal. Alat musik gambus juga
dianggap penting dalam nyanyian Ghazal yang berasal dari Timur Tengah pada masa
kesultanan Malaka. Kedatangan pedagang-pedagang Timur Tengah pada zaman
Kesultanan Melayu Melaka telah membawa budaya masyarakat mereka dan
memperkenalkannya kepada masyarakat di Tanah Melayu. Ada beberapa jenis gambus
yang dapat diperoleh di mana saja, terutama di kawasan tanah Melayu. Jenis-jenis
tersebut, seperti gambus yang hanya mempunyai tiga senar dan ada juga gambus
yang mempunyai 12 senar. Jumlah senar biasanya terpulang pada yang
memainkannya. Selain dimainkan secara solo, alat musik ini dapat juga dimainkan
secara berkelompok. Alat musik gambus dapat dimainkan di dalam perkumpulan
musik-musik tradisional atau modern. Bila dikolaborasi antara alat-alat musik
tradisional dengan modern akan menghasilkan irama yang merdu serta mempunyai
keunikan tersendiri. Cara pembuatan gambus tidak jauh berbeda dengan pembuatan
kompang. Perbedaan itu terletak dari segi bentuknya saja. Gambus mempunyai
ujung tempat menyetel senar, sementara kompang hanya dibuat bulat, lalu
ditutupi dengan kulit sebagai membrannya. Gambus dibuat dari batang pohon dari
jenis yang ringan seperti angsana (pterocarpus indicus) atau nibung (oncosperma
tigillaria) yang dipilih. Pohon yang sudah ditebang, kemudian dipotong menurut
ukuran yang telah tentukan. Selanjutnya pohon itu dilubangi di bagian tengahnya
sehingga terbentuk seperti lubang yang dalam. Bagian ini dikenal sebagai bakal.
Bakal diperhalus dengan menggunakan kertas pasir (amplas), sehingga terlihat
bersih dan halus. Setelah itu, bakal tersebut diolesi dengan minyak kelapa agar
mengkilat. Setelah diolesi, bakal kemudian dijemur. Proses ini dilakukan
berulang-ulang sehingga benar-benar kering dan mengkilat seperti yang
diinginkan oleh pembuat gambus. Bagian yang berlubang ditutupi dengan kulit
binatang. Kulit yang digunakan adalah kulit biawak (varannus rudicollis), ular
atau kulit ikan pari. Sebelum kulit binatang dilekatkan, kulit tersebut
terlebih dahulu direndam untuk beberapa hari. Tujuannya untuk melunakkan dan
memudahkan ketika dipaku. Kulit yang sudah direndam dipaku pada bakal
menggunakan paku laduh (My). Langkah seterusnya ialah memasang penyiput (My).
Penyiput adalah tanduk yang ditancapkan di bagian pangkal-atas gambus. Pada
sebuah gambus, terdapat empat buah penyiput yang berfungsi untuk menyamakan dan
menegangkan senar gambus. Kemudian, senar dipasang dengan cara mengikat
hujungnya pada bagian pangkal-atas dan menariknya ke bagian ujung-bawah gambus.
Senar tersebut kemudian dipaku. Proses ini terus diulangi hingga semua senar
terpasang. Untuk memudahkan pemain memetik senar gambus, sebuah tanduk kerbau digunakan
sebagai penyendal atau lebih dikenal sebagai kuda-kuda gambus. Setelah selesai
meletakkan penyendal, pemain gambus dapat memainkannya. Memainkan gambus juga
memerlukan cara dan tekniknya. Pemain dapat menggunakan jari atau menggunakan
pementing. Biasanya pemain lebih suka memetik gambus dengan menggunakan
pementing karena mereka dapat memainkan alat musik tersebut dalam waktu yang
agak lama.
2.Genderang
b.Pengertian Genderang
Genderang Arab (Persia: Da’ire); terdiri atas
simpai dan kayu dengan sehelai kulit dan kepingkeping dan logam pada tepinya
yang gemerincing, bilamana dimainkan. Bandingkan dengan *rebana. Dipakai dalam
iringan berirama untuk nyanyian dan permainan *orkes. Di Afrika Utara
kadang-kadang berbentuk persegi serta berkulit dua helai.
3.rebana
b.Pengertin Rebana
Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan
pipih. Bingkai berbentuk lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu
sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Rebana berasal dari Arab, terutama
dipakai untuk Qasidah, Musik Melayu, maupun Dangdut, yang juga kita kenal
dengan bama tambourine (di Arab disebut sagaat. Ukuran bervariasi, kalau dalam
musik Dangdut disebut kendang dengan kulit lembu, dan suling dari bambu, namun
di Arab biasanya memakai kulit domba (banyak di sana) atau kulit ikan.
Ukurannya biasanya dengan diameter 20 cm dan tinggi 8 cm, diberi krincingan
tembaga sebanyak 5 pasang. Karena kulit domba atau ikan sangat sensitif
terhadap kelembaban udara, maka sebelum main mereka sering memanaskan di atas
api lebih dahulu. Oleh sebab itu mereka sering membawa cadangan. Sejak tahun
1980, sudah ada yang modern, dibuat dari aluminium atau palstik, kemudian
kulitnya diganti dengan plastik juga (tentunya hal ini untuk menjaga kestabilan
terhadap kelembaban udara). Malah ada rebana yang dapat ditala seperti halnya
timpani. Maestro rabana adalah: Mohamed El 'Arabi (Mesir), 'Adel Shams Eddine
(Mesir), Hossam Ramzi (Mesir).
4.Qanun(kecapi arap)
b.Pengertian Qanu
n
Qanum adalah alat musik dawai seperti kecapi atau
zither yang berasal dari Harpa Mesir, dan dimainkan sejak Abad X, kemudian
dibawa ke Eropa pada Abad XII. Arti Qanun sebenarnya adalah Hukum. Bentuk Qanun
adalah seperti trapesium dengan papan suara yang datar untuk 81 dawai, di mana
dibagi 3 kelompok akord. Cara memainkan adalah dengan meletakkan diatas
pangkuan atau meja, dibunyikan dengan petikan jari di mana terdapat 4 plektrum
dipasang pada ujung 4 jari (bukan jempol) setiap tangan, dawai ditumpu oleh
penunjang (brigde) pada kulit domba atau ikan yang menutupi sebagian qanun yang
segi empat (jadi suara dibuat dengan resonansi kulit domba/ikan tersebut).
Pemain juga akan membuat Maqam baru dengan tangannya, termasuk untuk modulasi.
Nay (Serunai Arab) Berkas:Nay.jpeg Nay Nay (bahasa Parsi berarti reed atau yang
dipakai untu Clarinet), atau kalau di Sumatera disebut Serunai. Alat ini
memiliki 9 sambungan, dengan 6 lubang (seperti pada suling bambu) dan 1 lubang
dibawah untuk jempol (seperti pada rekorder). Berbagai panjang untuk setiap
tala nada. Cara meniup seperti suling, untuk nada tinggi dengan tiupan lebih.
Meskipun kelihatan sangat sederhana, namun cukup sulit, terutama kalau mau
mendapat suara khusus harus berpengalaman. Maetro nay adalah: Bassam Saba
(Lebanon). Rebana (Tamborin Arab) Berkas:Rebana.jpeg Rabana Rebana yang kita
kenal di sini adalah berasal dari Arab, terutama dipakai untuk Qasidah, Musik
Melayu, maupun Dangdut, yang juga kita kenal dengan bama tambourine (di Arab
disebut sagaat. Ukuran bervariasi, kalau dalam musik Dangdut disebut kendang
dengan kulit lembu, dan suling dari bambu, namun di Arab biasanya memakai kulit
domba (banyak di sana) atau kulit ikan. Ukurannya biasanya dengan diameter 20
cm dan tinggi 8 cm, diberi krincingan tembaga sebanyak 5 pasang. Karena kulit
domba atau ikan sangat sensitif terhadap kelembaban udara, maka sebelum main
mereka sering memanaskan di atas api lebih dahulu. Oleh sebab itu mereka sering
membawa cadangan. Sejak tahun 1980, sudah ada yang modern, dibuat dari
aluminium atau palstik, kemudian kulitnya diganti dengan plastik juga (tentunya
hal ini untuk menjaga kestabilan terhadap kelembaban udara). Malah ada rebana
yang dapat ditala seperti halnya timpani. Maestro rabana adalah: Mohamed El
'Arabi (Mesir), 'Adel Shams Eddine (Mesir), Hossam Ramzi (Mesir). Buzuq
(Mandolin Arab) Kata buzuq berasal dari Turki, pada masa prajurit Ottoman, yang
berarti kepala terbakar. Awalnya alat musik ini dibuat dari sepotong kayu
tunggal yang dipotong dan digerus, namun sekarang sudah berupa beberapa lapis
kayu untuk membentukny, dan juga putaran dawai sudah dengan mekanik seperti
gitar. Alat musik ini mempunyai papan jari yang panjang dan dawai logam,
dimainkan dengan petikan plektrum tanduk, sekarang dari palstik. Dawai logam
memberi suara yang nyaring, baiasnya dimainkan secara tunggal dan tidak dalam
kelompok pemusik Arab (band), dan biasa dijumpai di Suriah, Lebanon, Palestine,
dan Jordan, terutma dalam hubungan dengan Musik Gypsy.
1.
Perkembangan Musik india
Musik India, perkembangan musik India dimulai kira-kira sejak abad ke-2
setelah masehi. Bangsa Arya yang bermigrasi ke India membawa pengaruh yang
besar terhadap perkembangan musik di India. Musik bagi bangsa India memiliki
arti tersendiri, yang pengaruhnya sangat besar terhadap magis, religius,
kesusastraan, ilmu, dan seni lainnya.
Permulaan dan inspirasi bagi musik India adalah memuja para dewa dan
dewi. Menurut legenda, dewa Shiwa yang menciptakan suara, irama, dan
tari-tarian yang lalu Ia turunkan lewat orang bijak dan diajarkan kepada
manusia. Seorang guru yang bernama Narada adalah seorang musisi spiritual dan
penyanyi yang menulis buku risalah tentang musik naradasiksa. Guru bernama
Barata yang menulis Natyasastra yang berisikan tentang musik, tarian dan drama.
Sebuah tradisi yang sejak dulu tidak tertulis sangat sulit untuk
dilacak untuk dievaluasi. Namun sumber-sumber musik India kuno dapat ditemukan
di Sarna Verda. Berisikan ikhtisar dari nyanyian-nyanyian yang dinyanyikan
jaman dulu oleh pendeta brahma kepada dewa-dewi vedic.(sekitar 100 – 600 BC)
Sarna Verda juga menjelaskan tentang 7 not dalam scale dan 3 macam instrumen.
Yaitu Vina (instrumen musik dengan 7 senar), Veni (suling), dan dundubhi
(drum).
Setelah periode vedic, memasuki periode klasik India muncul adanya
teori mengenai grama (scale), murchanna (modes), dan jati (spesies). Musik
secara bertahap menjadi lebih terarah dan kompleks.sebelum era Kristen musik
telah berkembang sebagai musik sekuler di India.
Kehadiran agama islam juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan
musik di India di mana terjadi peleburan dua budaya yang berbeda yaitu India
dengan budaya Persia, Arabia, sampai Mesir. Jenis musik baru dan alat musik
baru bermunculan. Di era inilah instrumen Vina berkembang menjadi Sitar. Salah
satu hal yang paling menarik dari perkembangan musik di periode islam adalah penggabungan
seni musik dengan seni lukis.
2. Tangga Nada
Musik India
Semenjak abad ke-19 India memiliki
susunan tangga nada yang tetap. Dalam satu oktaf telah ditetapkan terbagi
menjadi 22 syurti ( interval ) yang tidak sama. Deretan nada pokok pada musik
India ada 2, yaitu sa-grama dan me-grama. Masing-masing dari deretan nada pokok
tersebut memiliki tujuh nada yang dapat dinaikkan atau diturunkan dengan
berbagai cara.
3. Alat Musik
erdapat empat keluarga instrumen muzik
India iaitu Tantrigad(alat muzik bertali),Anandha(alat muzik
perkusi,Sushir(alat muzik jenis tiupan) dan Ghan(alat muzik logam).
Vena(Tantrigad)
·
alat melodi yang hampir sama dengan sitar
·
mempunyai 7 tali,terdiri daripada 4 tali
gut dan tiga tali tarab
·
ton lebih lembut dari sitar
·
terdapat 2 sound
chamber( bahagian yang diperbuat daripada labu
yang telah dikeraskan)
Bansuri(Sushir)
·
alat tiup kayu yang diperbuat daripada
bambu.
·
mempunyai 6 atau 7 lubang yang ditebuk
untuk menghasilkan pic yang berbeza.
Dholak(Ananda)
·
juga dipanggil dholki
·
mempunyai dua bahagian muka yang berbezza
saiz.
·
pic tinggi dihasilkan dengan memainkan
bahagian kecil muka dan pic rendah dihasilkan dengan memainkan bahagian besar
muka.
·
mengiringi Qawwali
Dilruba(Tantrigad)
·
berbeza dengan sitar dan sarangi
·
mempunyai 18 tali dan fret yang diperbuat
daripada logam.
·
dimainkan dengan menggunakan bow atau
penggesek
Esraj(Tantrigad)
·
gabungan sitar dan sarangi.
·
berbunyi seperti sarangi.
·
juga dimainkan dengan menggunakan bow.
Mridangam( Anandha)
·
mempunyai dua muka yang berbeza.
·
bahagian muka diperbuat daripada kulit
kambing.
·
mengiringi ghatam
·
pic tinggi dihasilkan dengan memainkan
bahagian kecil muka dan pic rendah dihasilkan dengan memainkan bahagian besar
muka.
Pakhwaj(Anandha)
·
juga dipanggil mardal atau mardala.
·
mempunyai dua muka yang berbeza saiz.
·
bahagian muka dihasilkan dengan
menggunakan kulit kambing.
·
mengiringi Drupad
Pungi(Sushir)
·
terkenal bagi menjinakkan ular tedung
·
diperbuat daripada labu dan dua batang
tiub kayu,biasanya dari bambu.
·
mempunyai bunyi melodi dan drone.
Rabab(Tantrigad)
Sarangi(Tantrigad)
·
alat bertali yang digesek
·
mempunyai 3 tali gut dan 30 tali tarab
·
tiada tali chitikari
·
dianggap sebagai alat muzik daripada
golongan kasta rendah.
Sarod(Tantrigad)
·
jenis lute yang dipetik seperti gitar
·
tiada fret
·
pemetik diperbuat daripada tempurung
kelapa
·
mempunyai 4 tali gut,20 tali tarab,2 tali
chitikari
Shenai(Sushir)
·
mempunyai persamaan dengan alat muzik
barat Oboe.
·
menngunakan double reed.
·
berbadan kayu dan mempunyai serombong
logam.
Sitar(Tantrigad)
·
jenis lute
·
berasal dari Parsi
·
mempunyai tali logam
·
7 tali gut untuk memainkan melodi dan
talal(skel)
·
tali lain berfunsi untuk memainkan drone
·
terdapat 13 fret yang boleh diubah
kedudukan
·
mempunyai sound chamber
·
dipetik menggunakan pemetik logam
dipnaggil mizrab